Fleksibilitas dan Kreativitas Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka adalah salah satu program besar yang sedang di aplikasikan di dunia pendidikan Indonesia oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Walau pun namanya baru, yaitu Kurikulum Merdeka, namun sebenarnya kurikulum ini hanya bersifat melengkapi Kurikulum yang sudah ada sebelumnya. Kurikulum ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan pelajaran sebagai akibat keterbatasan-keterbatasan siswa dalam menguasai materi, karena negara kita sedang fokus mengatasi wabah Korona.
A. Guru Lebih Merdeka Berkreasi
Ada satu hal yang menarik dalam Kurikulum ini, yaitu fleksibilitas bagi guru dalam mengaplikasikan kurikulum. Meski pun Kemendikbudristek telah menyediakan aneka perangkat dan media mengajar, namun guru diberi kebebasan saat mengaplikasikan dalam pembelajaran.
Hal ini bisa memotivasi guru untuk mengajar sesuai dengan kompetensi bakat, dan pengalaman yang dimiliki guru. Misalnya, saat peserta didik belajar tentang pengenalan tanaman. Kebetulan guru yang mengajar memiliki pengalaman membuat konten youtube tentang tanaman. Tentu saja siswa akan lebih bersemangat saat diajak membuat karya video saat siswa mempresentasikan tentang tanaman.
B. Menyesuaikan dengan Lingkungan dan Latar Belakang Sekolah
Biasanya setiap sekolah memiliki ciri khas tersendiri. Ada sekolah yang berada di perkampungan yang penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin gerabah, ada sekolah yang letaknya di daerah pegunungan, ada sekolah yang sebagian besar siswanya berprofesi sebagai
petani, dan ciri khas lainnya. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk bisa mengaplikasikan pembelajaran sesuai dengan
ciri khas dan latar belakang Sekolah. Peserta didik juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan “learning by doing”, karena lingkungan atau alam telah menyediakan perangkat dan media belajar mereka.
C. Peserta Didik Bisa Mengembangkan Bakat dan Minatnya
Agar guru bisa memaksimalkan usahanya dalam mengembangkan bakat dan minat siswa, tentu saja perlu diadakan penelitian. Posisi yang paling strategis adalah wali kelas yang nantinya perlu dikomunikasikan dengan orang tua dan kepala sekolah. Setelah itu kepala sekolah bisa membantu wali kelas dalam menentukan program-program apa saja yang perlu dibuat agar sekolah benar-benar bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka. Beberapa siswa mungkin belum mengenal bakat mereka, namun guru atau wali kelas biasanya lebih memahami ketrampilan dan kemampuan yang khas dan dimiliki siswa.
D. Fleksibilitas untuk Berkreasi Melalui Kegiatan Proyek
Aktivitas yang bisa menjadi media untuk mengembangkan bakat siswa adalah aktivitas berbasis proyek. Aktivitas berbasis proyek yang menyenangkan adalah yang benar-benar bisa menjadi wadah bagi siswa dalam mengembangkan diri. Selain itu, tentu saja harus disesuaikan dengan minat siswa. Minat siswa ini kadang ditentukan oleh latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, atau sesuai yang sedang “ngetrend” dan disukai banyak orang.
Semoga Kurikulum Merdeka bisa membentuk siswa menjadi generasi muda yang hebat dalam membuat karya yang bermanfaat bagi sesama, serta berbudi pekerti luhur berlandaskan nilai-nilai Agama dan Pancasila. Dan semoga karya-karya generasi muda menjadi kebanggaan di Negeri kita sendiri, dan dikenal di seluruh dunia.
Responses